Ada Praktek Suap, Tomagola Minta Ketua Komisi IV Dipilih Ulang

Kabaresijurnalis.com, Maluku Tengah– Pemilihan Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Maluku Tengah Rabu, (13/7/22) pekan kemarin, yang dimenangkan oleh Arman Mualo, dari Fraksi Keadilan Persatuan dan Solidaritas, oleh Fraksi Demokrat, merasa ada penghianatan yang mencederai demokrasi saat pemilihan berlangsung.
Bahkan ada cara-cara kotor menggunakan praktek suap kepada anggota Komisi IV, yang dilakukan pihak Arman Mualo, untuk menang sebagai Ketua Komisi IV, sehingga Ketua Fraksi Demokrat DPRD Malteng Djailani Tomagola, meminta agar Ketua Komisi IV untuk dipilih ulang atau ditinjau kembali.
“Pemilihan Ketua Komisi IV harus diulang dan tidak ada alasan, Fraksi Demokrat akan mengawal ini, karena pemilihan ketua kemarin ada praktek kotor yakni dugaan traksaksional materi yang diberikan kepada anggota komisi untuk memilih Arman Mualo sebagai Ketua Komisi IV.” Hal ini ditegaskan Ketua Fraksi Demokrat Djailani Tomagola didampingi Sekretaris Partai dan Ketua OKK DPD Partai Demokrat Malteng Syahril Silawane, saat konferensi pers, Sabtu, (16/7/22) kemarin di Sekretariat Partai Demokrat di Masohi.
“Sebelum pemilihan berlangsung, Arman Mualo menyampaikan kepada salah satu Anggota Komisi IV bahwa. “ jangan takut, kawan punya jatah ada, selesai baru diberikan, jangan takut.” Pernyataan ini saya dengar, dan ini cara memalukan, pastinya ada anggota komisi lain yang juga dapat,” ujar Tomagola.
Dalam pemilihan kemarin, selaian ada praktek transaksional materi, ini juga ada by design melibatkan oknum-oknum di pihak eksekutif yang dilakukan dengan tidak elegan, sengaja untuk mematikan Tomagola secara pribadi dan Fraksi Demokrat di DPRD Malteng.
“Pemilihan kemarin itu sudah di desaign, dan ada keterlibatan oknum di eksekutif sehingga Demokrat dihianati. Padahal buat kami komisi ini soal apa, kita buat konsensus dan dibicarakan selesai, karena ada skanario besar dengan tujuan Demokrat tidak boleh memimpin Komisi IV, sehingga pemilihan ulang harus dilakukan secara terbuka,” lanjut Ketua OKK Syahril Silawane.
Sebelum pemilihan Ketua Komisi IV berlangsung kata Tomagola, Fraksi Demokrat sudah melakukan komunikasi dan pendekatan politik dengan fraksi-fraksi yang lain termasuk fraksi yang dipimpin Arman Mualo.
“Di komisi lain demokrat sudah komunikasi dengan fraksi yang lain, dan kami mengarahkan anggota fraksi demokrat di komisi lain untuk memilih sesuai dengan komitmen kami dengan fraksi yang lain. Di komisi IV ternyata menggunkan sistem tertutup, pemilihan menggunakan surat dan kotak suara, ada apa ini dan ternyata kami di jebak,” kata Tomagola.
“Hari sebelum pemilihan, kami menelepon Arman Mualo untuk komunikasikan bagaimana masalah Komisi IV, dan Mualo menjawab bahwa, saya tidak berpikir untuk calon Ketua Komisi, dan ini ada rekamannya, termasuk juga dengan pimpinan partai yang lain, ternyata kami dihianati saat pemilihan,” kesalnya.
Menanggapi pernyatan Ketua Komisi IV terpilih Arman Mualo bahawa jangan ada acara-cara premanisme di DPRD Malteng. Djailani Tomagola menegaskan bahwa, kericuhan yang terjadi akibat penghianatan, dan cara preman yang dinilai Arman Mualo, saya pikir itu masih sopan karena spontanitas dari situasi yang terjadi.
“Saya pikir itu masih sopan, lebih baik saya lakukan aksi nyata, spontanitas karena kekecewaan akibat kemunafikan, ketimbang melakukan preman mencuri suara untuk menjadi Anggota DPRD Malteng seperti yang dilakukan Arman Mualo di Pemilu 2019 lalu,” jawab Tomagola. (KJ.01)