Amarah Hayam Wuruk Akhiri Pengabdian Gajah Mada di Majapahit
KabaresiJurnalis – Tidak hanya asal-usulnya, akhir hayat Gajah Mada juga belum banyak yang tahu. Mahapatih Majapahit itu wafat karena sakit pasca-Perang Bubat yang memantik amarah Raja Hayam Wuruk.
Pemerhati Sejarah Majapahit Wibisono mengatakan Gajah Mada wafat karena sakit. Namun, tidak ada sumber sejarah yang menyebutkan apa sakit yang diderita Mahapatih Majapahit tersebut.
“Bersumber dari Negarakertagama pupuh 70:3 Gajah Mada sakit tahun 1363 masehi, pupuh 71:1 Gajah Mada wafat tahun 1364 masehi,” kata Wibisono kepada detikcom, Selasa (7/12/2021).
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan Gajah Mada lengser dari Mahapatih Majapahit karena Perang Bubat tahun 1357 masehi. Perang ini antara Gajah Mada dengan Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda.
Kala itu Linggabuana dan beberapa pasukan pengawalnya datang ke Majapahit untuk mengantar Putri Dyah Pitaloka yang akan dinikahi Raja Hayam Wuruk. “Hubungan perkawinan itu untuk menjalin hubungan Majapahit dengan Kerajaan Sunda,” terangnya.
Sesampainya di Bubat, Majapahit, Gajah Mada dan pasukannya menumpas tamu Kerajaan Sunda tersebut. Sampai saat ini belum diketahui persis apa yang memicu Mahapatih Majapahit itu memutuskan berperang.
“Gajah Mada memutuskan membunuh utusan Kerajaan Sunda. Ketika pasukan Sunda banyak yang mati saat mengantarkan Dyah Pitaloka, kemudian Dyah Pitaloka juga mati, Hayam Wuruk menjadi sedih dan marah terhadap Gajah Mada,” terangnya.
Menurut Wicaksono, beberapa sejarawan menafsirkan amarah Raja Hayam Wuruk itu menjadi titik balik kiprah Gajah Mada di Majapahit. Mahapatih yang sukses menyatukan Nusantara itu harus lengser dan menjadi pertapa.
Simak juga ‘Rencana Sandiaga Uno Kembangkan Desa Wisata Kampung Majapahit’:
“Setelah perang, Hayam Wuruk memberikan tanah perdikan di Madyapura untuk Gajah Mada. Beberapa sejarawan menafsirkan Gajah Mada diusir dari ibu kota Majapahit untuk menjadi pertapa,” ungkapnya.
Tak lama kemudian, lanjut Wicaksono, Gajah Mada berusaha mengembalikan kepercayaan Hayam Wuruk. Ia kembali menunjukkan taringnya dengan menaklukkan daerah timur jauh. Itu diuraikan di dalam Kitab Pararaton.
“Berhasil, tapi tak lama kemudian di Negarakertagama disebutkan Gajah Mada sakit tahun 1363 masehi, lalu Gajah Mada wafat tahun 1364 masehi,” tandasnya.
Gajah Mada dinobatkan menjadi Patih Majapahit oleh Tribhuwana Tunggadewi tahun 1331 masehi. Pada momen itu pula Gajah Mada mengikrarkan Sumpah Palapa di hadapan ratu dan para menteri. Ia bertekad menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Dalam bukunya berjudul Gajah Mada: Pahlawan Persatuan Nusantara, sejarawan sekaligus Menteri Penerangan era Presiden Soekarno, Mohammad Yamin menjelaskan saat Gajah Mada diangkat menjadi patih, wilayah kekuasaan Majapahit hanya mencakup Jatim dan Jateng.
Gajah Mada sukses membawa Majapahit mencapai masa keemasan di era pemerintahan Raja Hayam Wuruk tahun 1350-1389 masehi. Ia menyatukan Nusantara sehingga wilayah kekuasaan Majapahit berkembang sangat luas.
Meliputi seluruh Jawa (Jawa, Madura dan Kangean), seluruh Pulau Sumatera, seluruh Pulau Kalimantan, seluruh Semenanjung Melayu atau Malaka, seluruh Nusatenggara dan Bali, seluruh Sulawesi, seluruh Maluku dan seluruh Papua.
Source : cnnindonesia.com