Ataparry; RSUD Haulusy Belum Memiliki Sistem Administrasi Berbasis IT
Kabaresijurnalis.com, Ambon – Sampai saat ini pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Haulussy Ambon belum memiliki sistem administrasi berbasis Information Technologi (IT). Hal ini menjadi kekurangan dalam sistem pelayanan baik pelayanan administrasi umum maupun pelayanan adminstrasi terhadap pasien.
“RSUD Haulusy Ambon sampai sekarang belum membangun satu sistem terpadu yang berkaitan dengan atministrasi maupun pelayanan yang berbasi IT. Mestinya kalo sistim ini sudah terbangun maka tentu sumua unit yang ada sudah tersitem.” Hal ini disampaikan Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan RakyatDaerah (DPRD) Provinsi Maluku Samson Ataparry kepada wartawan, Selasa, (18/1/22) di ruang kerjanya.
Dikatakannya, jika administrasinya tersistem basis IT maka semua pelayanan akan terkoneksi dengan baik. Misalnya jika ada pasien yang masuk RSUD maka semua unit bisa tahu, seperti pasien masuk UGD nama siapa, sakitnya apa, diaknosanya apa, maka secara terkoneksi langsung diketahui.
“Jika tersistem dan terkoneksi, semua dokter ahli yang ada di RSUD Dr Haulussy Ambon langsung mengetahui informasi terhadap pasien yang masuk bahwa sudah dilakukan tindakan medis sejau mana dan semua bisa diketahui oleh Direktur juga,” terangnya.
Terhadap hal ini lanjut politisi asal PDI Perjuangan, mengatakan bahwa, ini merupakan kelemahan yang ada di RSUD Dr Haulussy Ambon, dan hal ini kami telah memberikan catatan dan kesimpulan bahwa sitem IT harus dibangun di RSUD Dr Haulussy Ambon.
“Membangun sistem itu tidak susah, perusahan-perusahan sekelas UMKM semua telah memakai sistem informasi terpadu berbasis IT, masa sekelas seperti RSUD Dr Haulusy Ambon tidak ada,” ucapnya.
Menurutnya, karena orang-orang yang mengelolah menajemen RSUD Dr Haulussy adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kultul mereka itu belum masuk pada tata kelola yang baik.
“Seperti mengelola satu perusahaan, RSUD itu memang sudah perusahan tetapi belum profit sehingga kultur budaya itu harus di sesuaikan. Misalnya orang belum tahu bahwa RSUD itu sudah mandiri dengan itu atau belum, jadi sistem yang dilakukan belum terbangun dengan baik,” ungkap Ataparry.
Berkaitan dengan kelemahan manajemen di RSUD Dr Haulussy Ambon kata Aparry, perlu dibangun dan merevisi Standar Operasional Prosedur (S.O.P), yang lebih rincih lagi berkaitan dengan pelayan pasien dan itu bisa terintergrasi dengan sistim informasi yang harus dibangun.
“Pada saat pasien mau melakukan rujukan dari rumah sakit kabupaten langsung di ketahui oleh Direktur RSUD Dr Haulussy Ambon, walaupun pasiennya belum sampai. Menjawab itu maka perlu sistim ini di bangun sehingga kedepan tidak ada kendala dengan administrasi terhadap penanganan pasien termasuk syarat syarat apa saja untuk pasien mendapatkan tunjangan, secara otomatis terimput di dalam sistem, dan pada saat pemerintah pusat meminta data, maka hari dan detik itu juga bisa disediakan,”ujarnya.
Ataparry berharap, apa yang sudah di uraikan tadi dalam rapat bersama, maka Dewan Pengawas, Direksi, Dinas Kesehatan, dapat duduk bersama sehingga tidak ada sikut menyikut antara mereka. Tidak ada lagi ego pribadi yang akhirnya bisa berdapak pada pelayanan, dan inilah inti dari rapat yang kita lakukan bersama sama hari ini.
“Jika ini semua dilakukan maka akan terjadi perubahan yang sangat prinsipil di RSUD Dr Haulussy Ambon, dan ini tidak susah dalam pembenahan saya kasih tantangan. Bila diberikan kepercayaan, Saya juga sanggup untuk melakukan hal ini enam bulan sampai satu tahun bisa benahi secara rinci buat SOP-nya yang terstandar buat pelayanan di RSUD Dr Haulussy Ambon, walu pun saya bukan seorang dokter,” tegasnya.
“Hanya sebuah tantangan bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan khusus, masa tidak bisa melakukan itu yang penting solid di antara mereka, Tim Pengawas, Direksi dan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku,” tandasnya. (KJ.07)