Daya Beli Masyarakat Rendah, Pj Bupati Malteng Lebih Mementingkan Pencitraan
Kabaresijurnalis.com, Maluku Tengah– Kondisi ekonomi masyarakat Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dari hari ke hari sangat memprihatinkan, dimana terlihat daya beli masyarakat sangat rendah. Menyebabkan arus perputaran uang ditengah-tengah masyarakat juga sangat rendah, sehingga berpengaruh terhadap tingginya inflasi ekonomi di Malteng.
“Kondisi ekonomi di Malteng saat ini yang kita lihat sangat memprihatinkan, dimana daya beli masyarakat sangat rendah, salah satu penyebabnya pendapatan masyarakat kita rendah, juga diikuti kenaikan harga barang kebutuhan pokok yang secara umum terus menerus mengalami kenaikan sehingga terjadinya inflasi.” Hal ini disampaikan Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Malteng Abdul Rauf Wattimury kepada wartawan Kamis, (6/4/23) di Masohi.
Sangat disayangkan kata Wattimury, dengan kondisi Inflasi daerah yang tinggi, namun tidak ada langka konkrit dari Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Pemkab Malteng) untuk menangani kondisi ekonomi yang terjadi. Akibantnya masyarakat hidup dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, beruntung kondisi sumber daya alam kita masih menjawab kebutuhan ekonomi keluarga, jika tidak akan berdampak pada sekotor yang lain.
“Beruntung sumber daya alam kita yang subur, meski pendapatan yang rendah namun mereka dapat bertahan hidup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari walaupun uang yang mereka dapat tidak sebanding dengan nilai harga barang di pasar,” ujarnya.
Dalam kondisi masyarakat yang pas-pasan akibat inflasi daerah yang tinggi, sebaliknya Pejabat Bupati Malteng DR. Muhamat Marasabessy, lebih mementingkan pencitraan dengan melakukan blusukan turun ke kecamatan-kecamatan dengan hanya memberikan bantuan kesekelompok orang.
“Pejabat Bupati Malteng hanya lebih memilih pencitraan di masyarakat dengan turun ke kecamatan ketimbang menjawab kondisi inflasi yang sangat mencekik ekonomi masyarakat. Slogan kerja cepat, kerja cerdas dan kerja professional, “ ini jauh panggang dari api “ artinya tindakan yang dilakukan Pejabat Bupati Malteng tidak sesuai dengan maksudnya, banyak bedanya dari kondisi yang dialami masyarakatya,” tandasnya.
Parahnya lagi lanjut Ketua GMNI Malteng , para kepala dinas yang setia mengikuti Pejabat Bupati kesetiap kecamatan dan desa, terkesang tidak merasakan kondisi ekonomi yang diraskan masyarakat, hanya karena lembar-lembaran merah alias perjalan dinas.
“Mereka kepala dinas yang setia ikut Pejabat Bupati turun kecamatan itu karena kejar lembaran merah alias perjalanan dinas, dan mereka menari diata keringat rakyat meskin yang sementara meratap ekonomi yang mencekik, tidak ada wujud konkrit yang mereka berikan kepada masyarakat agar dapat keluar dari inflasi ini,” protes Wattimuri. (KJ.01)