Dinas Pertanian Maluku Mempercepat Pengembangan Ayam Ras Petelur Dan Pedaging

Kabaresijurnalis.com, Ambon– Untuk mengantisipasi kelangkaan telur, Dinas Pertanian Provinsi Maluku saat ini sementara mempercepat pertumbuhan pengembangan peternakan Ayam Ras Petelur dan Ayam Ras Pedaging. Hal ini disampaikan Kepala Dinas pertanian Provinsi Maluku, Ilham Tauda kepada kabaresijurnalis.com, Jumat, (3/6/22) di ruang kerjanya di Ambon.
“Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar dan masyarakat, mengigat pada beberapa waktu lalu terjadi kelangkaan telur di Maluku, termasuk Kota Ambon, ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi kelangkaan teluar bila terjadi di waktu-waktu yang akan datang,” ungkapnya.
Menurutnya, produksi lokal kita saat ini baru mencapai 685 ton pertahun, atau baru 3% dari kebutuhan Ayam Ras Pedaging di Maluku, yang kurang lebih kita butuhkan sebanyak 19.727 ton pertahun, sehingga masih kurang lebih 19.042 ton, dan sisa kekurangan ini, kita masih suplai dari Makassar dan Surabaya.
“Untuk kebutuhan Ayam Ras Petelur, kita ada 3.671 ton pertahun, dan kemampuan produksi kita sudah mencapai 1513 ton atau 40, 9% sehingga ada kurang lebih ada 2.158, itu kita pasok dari luar Maluku,” terangnya.
“Saat ini kita telah menyiapkan beberapa sentra untuk memenuhi kebutuhan khususnya Ayam Ras Pedaging maupun Ayam Ras Petelur di Maluku seperti di Ambon, kemudian di Maluku Tengah dan di Seram Bagian Barat serta Buru,” tandasnya.
Menjawab hal ini kata Ilham, kita sementara melakukan pengembangan Ayam Ras Petelur di Kota Tual bagi para pengusaha Ayam Petelur di sana, dan untuk pengembangannya, maka perlu peningkatan pakan ternak.
“Pakan ternaknya sendiri didapat dari para petani jagung yang ada di Maluku Tenggara, jadi para peternak ayam petelur di Kota Tual dan petani pakan ternak di Maluku Tenggara melakukan kolaborasi, sdehinga terbentuk satu siklus yaitu, petani Maluku Tenggara menanam jagung, dan petani di Kota Tual mengusahakan ayam petelur,” ucapnya.
Sambung Ilham bahwa, yang menjadi persoalan bagi kita di Maluku adalah industri pakan ternak, dan hal ini butuh untuk mempermudah mereka yang menjadi pengusaha Ayam Ras Petelur, maupun Ayam Ras Pedaging di Maluku.
“Inovasi baru yang kita lakukan dengan mengembangkan pakan ternak seperti memanfaatkan telur ikan, tulang ikan dan kepala ikan untuk diolah menjadi tepung ikan yang dapat digunakan menjadi pakan ternak, selain pakan ternak dari ikan, kami juga akan mengembankan jagung di Maluku,” tegas Ilham.
Dirinya menambahkan bahwa, Dinas Pertanian Provinsi Maluku telah menyampaikan surat kepada Bapak Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo. Melalui surat tersebut, kami usulkan kurang lebih ada 11.500 hektar yang tersebar di sembilan Kabupaten dan Kota di Maluku, untuk penanaman jagung.
“Masing-masing Maluku Tengah sebesar 1.500 hektar, Buru 500 hektar, SBB 1.000 hektar, SBT , 1.500 hektar, KKT 1.500 hektar, Maluku tenggara 2.000 hektar, Kepulauan Aru 1.000 hektar, MBD 2.000 hektar, kota tual 500 hektar. Sementara 5.000 hektar untuk tanaman kedelai, tersebar di tiga Kabupaten, Maluku tengah 3.500 hektar, SBT 1.000 hektar, dan Maluku Tenggara 500 hektar, dengan harapan Ini menjadi bagian rencana untuk investasi pakan ternak di Provinsi Maluku,” tutup Ilham. (KJ. 07)