Hanya Empat Persen Prestasi Budidaya Ikan, ini Penjelasan Kadis Perikanan Maluku
Kabaresijurnalis.com, Ambon– Dari potensi budidaya ikan yang ada di Maluku, sekitar 183.000 hektar diseluru perairan Maluku, hanya empat persen prestasi tingkat pemanfaatan budidaya ikan yang baru dikelolah yaitu sekitar 8.000 hektar.
“Memang pengembangan budidaya ikan di Maluku belum berkembang sesuai harapan kita, karena memang ada banyak faktor yang mempengaruhi, yang pertama sumberdaya alam untuk perikanan tangkap itu melimpah.” Hal ini di ungkapkan kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Dr. Abdul Haris, kepada kabaresijurnalis.com, Jumat, (18/3/22), di Kantornya.
Nelayan di Maluku kata Haris, telah dimanjakan oleh alam, karena hanya sebentar ke laut dengan mengunakan pancing atau jaring, maka pastinya nelayan kita sudah mendapatkan hasil tangkapan ikan. Namun untuk perikanan budi daya berbeda, tidak sama dengan perikanan tangkap sebab perikanan budidaya ini membutuhkan waktu.
“Budidaya ikan itu membutuhkan tenaga, input produksi, kegiatan budidaya tentunya ikan akan berada pada keramba jaring apung, dan waktu panennya juga ada antara enam bulan sampai sembilan bulan, bahkan ada sampai pada empat belas bulan, tergantung jenis ikan apa yang kita budidayakan,” ungkapnya.
“Dalam masa sekian bulan itu, ada input produksi yang kita berikan seperti pakan, sebab ikan yang di pelihara harus diberi pakan, dan kalo kondisi perairan berubah sedikit saja akibat hujan atau faktor lain maka ikan akan mengalami gangguan sehingga perlu dilakukan intervensi penanganan dengan memberikan obat obatan, dan itu semua membutuhkan biaya,” ujar Haris,
Selaian itu menurutnya, salah satu faktor yang mengakibatkan rendahnya peningkatan budidaya adalah faktor waktu tunggu, dan ini agak sulit diterapkan di masyarakat kita sebab mereka sudah terbiasa dengan hasil tangkap melaut yang hitungan menit dan jam sudah dapat hasil ta gkapnya. Sementara jika budidaya harus menunggu berbulan bulan, dan mindset ini berbeda dengan daerah lain yang budidayanya sudah berkembang.
“Sebab daerah lain produksi perikanan tangkap mereka sudah agak menurun sehingga alternatif lain adalah budidaya, maka perikanan budidayanya meningkat. Kita di Maluku produksi perikanan tangkap masih melimpah, dari 4,6 juta ton pertahun dengan jumlah tangkap yang diperolehkan adalah 80 persen dari potensi 4,6 juta ton dimaksud. Berarti ada 3,7 juta ton pertahun dan itu merupakan produksi rata rata lima tahun terkahir berkisar pada 500 ribu ton pertahunnya, sehingga peluang pengembangan perikanan masih lebih besar karena masyarakat nelayan masih punya perhatian kepada perikanan tangkap di bandingkan perikan budidaya,” terangnya.
Dikatakan, pihaknya tidak menutup mata soal meningkatnya perikanan budidaya di Maluku, dan tentunya kita akan tingkatkan dengan beberapa hal seperti beberapa kegiatan yang sudah kita lakukan. Seperti memberikan pelatihan pembudidaya ikan, serta pemberian bantuan bantuan paket pemberdayaan kepada masyarakat, baik untuk keramba jaring apung, budidaya rumput laut.
“Kegiatan ini tersebar di semua gugus pulau sesuai potensi daerahnya, seperti kota Ambon , pada pesiar teluk Ambon, Seram Bagian Barat, Kota Tual, Saumlaki, Maluku Barat Daya, peluang ini yang sudah kita tingkatkan. Walupun kadang belum terlalu terlihat hasilnya secara maksimal, dan ini akan kami upayakan terus supaya lebih meningkat lagi di tahun tahun mendatang sehingga bukan hanya perikanan tangkap yang menjadi suplai, tetapi perikanan budidaya juga dapat menyumbang dan menyuplai,” tegas Haris. (KJ.07)