Kekosongan MT Di Banda Akibat Ulah Pangkalan. “Pemerintah Diminta Bertindak Tegas”
Kabaresijurnalis.com, Maluku Tengah- Kekosongan Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya Minyak Tanah (MT), yang terjadi di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku, dalam beberapa hari terakhir ini. Hal ini akibat ulah nakal dari pihak pengusaha Minyak Tanah (Pangkalan MT), yang sengaja bermain dengan pengusaha nelayan.
“Kalau mau jujur, sebenarnya Minyak Tanah (MT), di Banda tidak kosong ataupun kelangkaan, hanya karena ulah pangkalan yang bermain keadaan dengan pihak pengusaha nelayan yang armadanya menggunakan MT, di tamba lagi dengan permainan harga.” Ungkap salah satu warga Banda Naira, La Misi kepada media ini Selasa,(10/10/23) di Banda.
Bagaimana mau dibilang terjadi kekosongan MT, sementara dalam minggu kemarin terlihat kapal-kapal minyak dengan puluhan ton MT milik pengusaha minyak ( Pangkalan MT), di Banda masuk. Tapi kenyataan di masyarakat Banda MT kosong dan sulit di dapat, jika itu ada maka harganya melambung tinggi hingga mencapai Rp.40.000 sampai dengan Rp. 45.000/gen 5 liter.
“Minggu kemarin terlihat ada kapal minyak dengan puluhan ton yang masuk, ini milik pengusaha pangkalan MT. Selesai bongkar, pengusaha nelayan membeli MT ke pihak pangkalan dengan jumlah yang banyak bisa mencapai 10 ton, sementara ke tangan pengecer tidak seberapa. Akibatnya masyarakat yang dirugikan karena MT yang dijualkan ke masyarakat sedikit, tidak sebanding dengan kebutuhan keluarga untuk memasak,” ujarnya.
Dikatakannya, di Banda ada sekitar Lima atau Enam Pangkalan Minyak Tanah (MT), yang setiap bulannya mendapatkan pasokan dari pihak Agen Minyak Tanah (AMT), yan g ada di Masohi. Pangkalan diantaranya, Bapak Lan di Biyau, Hi Husen Kampung Baru, Jufri Kampung Baru, Igon Nusantara , dan La Madu di Pulau Rhun.
“Sekian banyak pangkalan Minyak Tanah yang ada di Banda, setiap bulan mereka mendapatkan pasokan dari pihak Agen, jika dihitung rata-rata dua tengki saja maka setiap bulan bisa mencapai 60 Ton MT yang masuk di Banda. Lalu kenapa bisa langka dan kosong di masyarakat, ini ulah pangkalan dan juga pengecer, maka aparat terkait dan pemerintah baik yang ada di Kecamatan Banda dan Kabupaten harus bertindak tegas,” ucapnya.
“Kita ini hanya mengeluh, mengeluarkan aspirasi ini agar bisa di tindaklanjuti oleh aparat terkait dan pemerintah intervensi, biar jangan Minyak Tanah (MT), habis dan kosong kaya begini. Pengusaha kecil seperti jualan roti dan pisang goreng mati karena tidak bisa usaha. Misalnya saudara saya tidak jualan roti sudah Lima Hari karena alasan minyak tidak ada, dicari dalam Kota Banda sampai ke Walang juga tidak ada,” keluhnya.
Sementara itu Ketua Gerakan Mahasiswa Nasinal Indonesia (GMNI), Maluku Tengah (Malteng), Randi Wattimury, saat dimintai tanggapannya mengatakan bahwa aparat terkait dan pemerintah segera menertibkan pihak pangkalan dan pengecer Minyak Tanah (MT), guna menstabilkan kekosongan yang terjadi di Kecamatan Banda.
“Perindag Malteng selaku pihak Pemerintah dan Aparat Kepolisian selaku pihak terkait, segera lakukan penertiban kepada pihak Pangkalan, Pengecer termasuk juga pihak Agen karena ini juga terkait harga Minyak Tanah yang terlampau tinggi di Banda. Sebab sangat miris dengan kondisi yang terjadi, sudah langka, harganya juga tinggi, sementara Minyak Tanah itu kebutuhan sehari-hari keluarga untuk memasak,” pintanya.(KJ.07)