Maulid Nabi Muhammad SAW, Bulan Sekedar Memperingati Tapi Harus Difahami

Kabaresijurnalis.com, Maluku Tengah– Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang digelar oleh Warga Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan Kabupaten Maluku Tengah (KKSS Malteng), bukan sekedar untuk memperingati, namun harus difahami makna dari peringatan hari besar Nabi Muhammad SAW.
“Apakah kita sekedar memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW begitu saja, tentu tidak. Sebab ada kisah, riwayat, dan sejarah yang sangat besar, kita harus pahami di dalam peringatan hari besar Nabi Muhammad SAW.” Hal ini disampaikan ustadz Dr.H. Samsuddin Nor,M.Ag., dalam cerahamnya pada Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang digelar BPD KKSS Malteng, pada Senin, (24/10/22) kemarin di Gedung Pagujuban Jawa Nusa Ina Masohi.
Makna atau kata maulud itu adalah anak yang di lahirkan, ketika kita jenguk anak yang lahir itu namanya maulud, sedangkan maulid adalah seperti apa yang kita memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW pada 12 rabiul awwal Hijria atau 571 M.
Dimana hari maulid itu disebut dengan tahun gaja, kenapa disebut tahun gaja karena peristiwa pada saat itu sebelum Nabi lahir atau mengjelang lahirnya Nabi ada pasukan gaja yang di pimpin oleh Raja Abraham mamasuki kota Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah, ini adalah penantan-penantan Allah SWT yang mau menghancurkan Baitullah “rumah Allah yang suci”, sampai di abadikan di dalam Al-Qur’an surat Al-Fil.
“Bukankah Allah telah menjdikan tipu daya tentara bergaja itu menjadi sia-sia dan Allah telah mengutus burung Ababil berbondong-bondong melemparkan batu kerikir dibuatkan tanah liat dari api neraka kepada tentara bergaja sehingga mereka seperti daun di makan ular,” ingatnya.
Dari peristiwa itu lanjut Dosen Fakultas Ushuliddin Dakwah IAIN Ambon, bahwa kemudian setelah bersihkan Ka’bah, terjadilah terang menerang cahaya begitu hebatnya menjelang subuh sebelum larinya Nabi Muhammad SAW, dan itu merupakan tanda-tanda kenabian dan kerasulan Rasulullah SAW.
“Perlu di simak dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini tentunya harus kita cintai dengan tulus kepada Rasulullah SAW, kenapa kita cintai karena Rasulullah lahir itu pada jaman jahiliah, dan tidak mengenal Tuhan yang sesungguhnya,” ungkapnya
“Kita harus mengikuti sunah Rasulullah SAW karena bukti cinta itu butuh pengorbanan, seperti dalam hadist siapa yang mengikuti sunahku maka dia yang mencintaiku, kerena kita mencintai Rasulullah bukan karena kelahirannya tetapi karena Sunnah-nya dan barang siapa yang mencintaiku dia akan bersamaku di surga Allah SWT,’ kata ustadz mengingatkan.
Menurutnya, ada berbagai banyak hal yang dapat dilakukan oleh umat muslim di Indonesia untuk merayakan hari lahir dari tokoh agama Islam yang paling dimuliakan ini “Nabi Muhammad SAW”, beberapa di antaranya pengajian, syukuran, dan selawatan. Dimalam ini perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan dalam tradisi adat Bugis, Makassar.
“Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang digelar dengan adat orang Bugus Makassar, pastinya ada telur dan songkolo, sebenarnya bukan itu yang di maksud tetapi itu kecintaan kita kepada Rasulullah SAW,”ucapnya. (KJ.Nia/Mg)