SD Kristen Ulahahan Butuh Perhatian Pemerintah
Kabaresijurnalis.com, Maluku Tengah- Potret perkembangan pendidikan di daerah terpencil di Wilayah Seram Selatan Kecamatan Telutih Kabupaten Maluku Tengan (Malteng), masih jauh dari harapan, nampak suram dan memprihatinkan.
Sekolah yang ada di wilayah selatan baik Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP), masih banyak yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah baik Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Pemkab Malteng) khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dan Pemerintah Pusat (Pempus) melalui Kementerian Pendidikan Republik Indonesia (RI).
Seperti halnya pada Sekolah Dasar (SD) Kristen Ulahahan Kecamatan Telutih, dari pantauan kabaresijurnalis.com. sekolah yang teletak di ujung perbatasan Kabupatrn Maluku Tengah (Malteng) dan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), kondisinya memprihatinkan dan butuh perhatian pemerintah.
Nampak Ruang Kelas Belajar (RKB) yang dimiliki masih kelurangan dan kondisi bangunannya kurang memadai, begitu juga fasilitas pendukung seperti mobiler, perpustakaan dan perangkat pembelajaran lainnya.
Kelurangan yang menjadi kendala dan perlu mendapat perhatian, terkait ketersediaan sarana maupun fasilitas pendidikan yakni Ruang Kelas Belajat (RKB) Ruang Perpustakaan, Toilet, selain itu juga jaringan internet maupun perangkat komputer serta sarana pendukung proses belajar mengajar mengajar.
Â
“Sekolah kami belum pernah tersentuh bantuan dari pemerintah meskipun sudah ajukan proposal, namun hingga kini belum ada realisasi dari pemerintah baik Pemkab Malteng maupun Pempus.” Hal ini disampaikan Kepala Sekolah (Kepsek) SD Kristen Ulahahan Jomima Hatulery kepada kabaresijurnalis.com, di ruang kerjanya, Kamis, (20/1/22).
Kondisi bangunan kata kepsek, kondisinya seperti yang wartawan lihat dan sampai saat ini bangunannya belum pernah tersentuh bantuan pemerintah.
Meskipun dengan keterbatasan saranan pendidikan, namun dalam menghadapi proses belajar mengajar di masa Pandemi Covid-19, SD Kristen ulahahan tetap beraktivitas sesuai aturan yang di terapkan dengan membagi shif di rumah maupun sekolah berdasarkan kelompok belajar.
“Jadi kita punya sekolah tidak pernah libur meskipun dengan kondisi Pandemi Covid-19, namun kita tetap jalan terus, kita bagi shif di rumah maupun di sekolah tetap kita jalan dan keputusan kembali belajar tatap muka di sekolah, kita berjalan sampai saat ini, ” terangnya.
Dengan kondisi sarana pendidikan yang penuh keterbatasan lanjut Hatulery , hal ini tidak mebuat semangat para guru kendor, tetap bersemangat membentuk karakter dan kualitas peserta didik yang baik.
” Harapan kami semoga ada perhatian Pemkab Malteng khususnya Dinas Pendidikan untuk dapat merealisasi kebutuhan sekolah kami. sehingga fasilitas pendidikan bisa memadai dan layak seperti sekolah-sekolah lainnya di Kapubaten ini,” harapnya. (KJ.01)