Sejak Dibangun 1982, SD Impres Namasula Belum Tersentuh Bantuan

Kabaresijurnalis.Com, Maluku Tengah– Sejak dibangun tahun 1982, Sekolah Dasar (SD) Inpres Namasula Negeri Haya Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), sampai saat ini belum tersentuh bantuan baik dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pemerintah Kabupaten maupun Disdikbud Pemerintah Provinsi Maluku.
Sementara kondisi bangunannya sudah sangat memprihatinkan alias stadium lanjut jika bangunan sekolah itu seperti penyakit, dimana setiap ruangan tidak ada plafonnya karena sudah terlepas dimakan usia, begitu juga plafon emperan ruangan. Tidak hanya itu, atap bangunannya juga sudah sangat tidak layak, juga kondisi tembok bangunan yang sudah termakan usia.
Meski dengan bangunan yang tidk layak, namun SD Impres Namasul yang sekarang sudah berganti menjadi SD Negeri 115 Maluku Tengah, para guru tetap semangat melaksanakan tugas pembelajaran terhadap siswa-siswi yang jumlah 80 orang dengan 8 0rang guru dibawa kepemimpinan kepala sekolah (Kepsek) yang baru Nur Said Souwahu, S.Pd.
“Kondisi bangunan sekolah sudah tidak layak, umur bangunan sudah 39 tahun sejak dibangun tahun 1982 yang hingga kini belum di rehabilitasi. Kalaupun ada perhatian pemerintah, lebih baiknya dibangun yang baru karena lokasi sekolah masih sangat luas untuk beberapa lokal Ruang Kelas Belajar (RKB).” Hal ini disampaikan Kepsek SD Negeri 155 Malteng Nur Said Souwahu kepada kabaresijurnalis.com, Jumat, (18/2/22), melalui telepon selulernya.
Untuk kenyamana pembelajaran kata Souwahu, setiap guru di ruang kelas dalam memberikan pembelajaran untuk siswa-siswi dapat disesuaikan dengan kondisi ruang kelas dan dibuat senyaman agar siswa tidak terpengaruh dengan kondisi ruang yang tidak ada plefon dan atap yang bocor.
“Jika guru tidak membuat suasana menjadi nyaman, pastinya siswa tidak nyaman denga kondisi ruang kelas belajar karena terpengaruh tidak ada plafon dan atap bangunan yang tidak layak. Para guru sangat menguatirkan siswa-siswinya jika alam tidak bersahabat atau ada angin kencang dan gempah maka siswa-siswi pasti berebut lari keluar ruangan karena takut atapnya terlepas atau bangunannya bisa roboh,” kata Soawahu.
Dikatakan, bukan bangunan RKB saja yang tidak layak, namun ruang guru juga demikian sehingga tidak memberikan kenyamana bagi guru dalam ruangan karena tidak ada plafonnya, dan untuk memberikan rasa kenyamanan maka pihaknya mengambil langka penanganan membenahi ruang guru.
(Kondisi Ruang Guru Setelah Diperbaiki Pemasangan Plafon Dan Pengecetan Ruangan.)
“Saat masuk dan melihat ruang guru tidak nyaman, saya berembuk dengan guru untuk bersama membenahi plafon ruangan guru dan mengecet, syukur sudah selesai sehingga ada rasa nyaman bagi saya dan dewan guru berada dalam ruangan,” ujarnya.
Dirinya berharap ada perhatian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Malteng maupun Disdikbud Provinsi Maluku untuk kiranya dapat melihat dan memperhatikan kondisi bangunan SD Negeri 115 Malteng.
“Kata guru yang ada di SD Negeri 155, tidak ada perhatian dari kepsek-kepsek sebelumnya terhadap sekolah ini agar bisa dibenahi. Kami harapkan melalui Disdikbud baik Kabupaten Malteng maupun Provinsi Maluku untuk menguslkan agar tahun ini atau tahun depan sekolah kami dapat RKB yang baru dan fasilitas lain berua pagar sekolah,” harapnya. (KJ.01)