Siswi SMP Di Tehoru Tertelan Jarum Pentul. “Berharap Ada Perhatian Pemkab Malteng”
Kabaresijurnalis.com, Maluku Tengah– Nasib naas menimpa Salmadia Rumodar (13 tahun), Siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 111 Maluku Tengah (Malteng). Tidak sengaja jarum pentul yang sehari-hari menempel di kerudung jilbanya, harus tertelan di mulutnya, Selasa, (1/8/23).
Anak dari pasangan Sidik Rumodar dan Fenti Tehuayo, asal Negeri Telutih Baru Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), hari itu juga dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Laimu Kecamatan Telutih. Mengingat tidak ada dokter yang memiliki kompetensi dan tidak tersedia peralatan medisnya, pasien di bawah lagi ke Rumah Sakit Tehoru. Lagi-lagi karena tidak ada kompetensi dokter di bidangnya, Siswa SMP Negeri 111 Malteng di rujuk ke RSU Masohi pada Rabu, (2/8/23).
Menurut orang tuanya, kejadian itu terjadi pada Selasa, 1 Agustus 2023. Pagi pukul 7.30 WIT, seperti biasa Salmadia kesekolah. Disekolah ada kegiatan kerja bakti bersih-bersih sekola, Salmadia ikut kegiatan bersih-bersih seperti biasa hingga selesai.
‘Saat bakti sekitar jam 10, Salmadia lepas jarum pentul dari jilbabnya untuk diperbaiki, kemudian jarunya digigit di bibir mulut. Saat itu dia jalan hendak membuat sampah di pantai, karena terpeleset dan jatuh makanya jarum pentul langsung tertelan.,” Ungkap Sidk Rumodar, ayah Salmadia, kepada wartawan di Ruang Nginap Perawatan Telinga Hidung Tenggorokan (THT), Ruang Tulip RSUD Masohi, Kamis, (3/8/23).
Menurutnya, setelah mengetahui kejadian itu, oleh para guru melarikan Salmadia ke RS Laimu untuk lakukan pemeriksaan, namun petugas kesehatan tidak bisa menangani.
“Karena petugas di RS Laimu tidak bisa tangani, kami bawa ke RS Tehoru. Hasilnya sama juga, dan hari Rabu, 2 Agustus, kami di rujuk ke RSUD Masohi untuk dilakukan penanganan oleh Dokter Ahli THT,” ujarnya.
Setelah di lakukan penanganan di IGD RSUD Masohi kata Sidik. Dokter di IGD instruksikan dilakukan foto Rontgen. Ternyata jarum pentul itu masih tertahan di tenggorokan Salmadia.
“Sejak tertelan jarum, sampai hari ini, anak saya biasa saja tidak mengeluh sakit. Hasil Rontgen kata dokte, menunjukan jarum masih ada dan tertahan di tenggorokan, nanti ditangani oleh dokter spesialis THT,” ucapnya.
Setelah di ruangan, hasil penjelasan dokter kepada kami keluarga bahwa, Salmadia tidak bisa ditangani di RSUD Masohi. Alasannya karena alat yang dibutuhkan tidak tersedia untuk mengeluarkan jarum di tenggorokan.
“Awalnya dokter sampaikan Salmadia harus di rujuk ke Ambon untuk ditangani. Beberapa jam kemudian dokter sampaikan, Rumah Sakit di Ambon juga alatnya tidak tersedia sehingga harus di rujuk ke RSU yang ada di Makasar,” tandasnya.
Terkait rujukan ke Makasar lanjut Sidik. Selaku ayah dari Salmadia, sangat inginkan anak kami sembuh. Akan tetapi, kami ini orang kurang dengan pendapatan hanya untuk makan menyambung hidup.
“Kami tidak punya simpanan, yang ada hanya untuk makan, dan pendapatan kami dari hasil berkebun. Mendengar rujukan ke Makassar, kami keluarga tidak mampu, bila anak kami tidak bisa untuk ditangi ya kami pasra kepada Allah SWT,” ujarnya.
Dirinya berharap ada perhatian Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), dari Dinas Sosial dan Kesejahteraan dapat membantu derita yang kami alami untuk penanganan rujukan ke RS Makassar.
“Harapan saya, ada perhatian dari Penjabat Bupati Malteng Bapak Muhamat Marasabessy, atau Kepala Dinas Sosial dan Kesejahteraan Bapak Ahmat Namakule, untuk dapat membantu penanganan pengobatan rujukan ke RS di Makassar. Jika tidak ada perhatiannya, kami berserah diri kepada Allah SWT, dan kita kembali bersama anak kami ke kampung halaman sambil berdoa menanti jarum pentul itu bisa keluar,” harapnya. (KJ.01)