Tangkal Radikalisme dan Terorisme melalui Salam Indonesia Harmoni
Oleh : Mochtar Touwe
Hidup damai dalam satu hati satu jiwa, tak hanya kuat, juga menjadi bangsa hebat dalam keberagaman . Untuk mu sahabatku semua jadikan hidup ini indah
Kita butuh hal yang baik dari hati itulah sesuatu yang abadi. Kita semua ini sama satu tujuan dan harapan.
Hidup damai satu hati satu jiwa dan tak pernah bisa dipisahkan. Satukan hatimu teman kita harus bergandengan.
Jangan ada lagi perbedaan ini Indonesia Harmoni. Mari saling menghargai hidup dalam keberagaman. Kita jadi kuat jadi bangsa hebat Salam Indonesia Harmoni.
Dua bait lagu dengan judul Salam Indonesia Harmoni, ciptaan Komisaris Jenderal Polisi Dr. Boy Rafli Amardi, MH., Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia di atas, dilantunkan oleh Junior Lumintang, pada saat pagelaran Aksi Musik Anak Bangsa (Asik Bang BNPT Festival di El House Café, kawasan Puncak Gunung Malintang, Desa Batu Merah, Sirimau, Kota Ambon, pada Rabu malam, akhir Agustus 2022.
Selain Junior, ada sembilan peserta lainnya – satu vocal group, satu grup band, dan tujuh peserta solo – saling memperlihatkan kebolehannya di hadapan Dewan Juri – dua tim juri lokal masing-masing, Riko Mataheru, Ketua Persatuan Artis Penyanyi dan Pencipta Lagu Republik Indonesia (PAPPRI) Maluku, dan Ruslan Abbas, pengurus FKPT Maluku – serta Swastika Nohara, artis yang menjadi juri nasional.
Kemampuan Junior Lumintang, mahasiswa semester VIII Fakultas Hukum Universitas Pattimura, Ambon, mengimprovisasi Salam Indonesia Harmoni, seakan ‘menghipnotis’ dewan juri maupun 100 lebih audiende yang hadir malam itu. Semuanya terdiam dan terpukau mendengarkan alunan suara pria berbadan gempal. Aplaus pun menggema di bangunan berlantai dua itu. Beberapa undangan yang lagi asyik menikmati indahnya pemandangan Kota Ambon dari puncak Gunung Malintang, berbalik dan memberikan aplaus.
Gemuruh tepuk tangan, seakan mengalahkan suara hujan yang menerpa atap rumah, saat hujan menguyur Kota Ambon malam itu, tatkala lelaki kelahiran Ambon, 22 tahun lalu, yang diiringi guitar dan kacon (terbuat dari tripleks pengganti Drum Aquistik), mengakhiri tembang Salam Indonesia Harmoni, yang dipadu dengan irama rab.
Untuk tampil malam itu, Junior Lumintang, hanya memerlukan waktu selama lima hari berlatih, agar bisa mengikuti Asik Bang BNPT Festival. Dengan paduan kemeja putih, celana jeans, dan sepatu sneakers putih, Ia tampil memukau para undangan dan pengunjung lainnya. Dan hasilnya, pemakai kacamata minus ini, dinobatkan sebagai Nomine I dengan memperoleh skor 1.125.
Lain halnya dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Ambon. Grup Smaknam Band ini, mempersiapkan diri sejak tiga bulan lalu. Selain membawakan lagu wajib Salam Indonesia Haroni, Sekolah kejuruan di kawasan Wailela, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, sekitar 3,5 km dari Kota Ambon, itu juga mempersembahkan lagu yang diciptakan personil Smaknam Band: Harmoni Damai.
Lagu bebas dengan ciptaan Smaknam Band ini, diselesaikan dalam kurun waktu satu bulan. Dengan kostum jeans dan T-shirt hitam itu, juga mendapatkan aplaus yang meriah, selesai melantunkan Salam Indonesia Harmoni. Smaknam Band, memposisikan diri sebagai Nomine II dengan perolehan skor 1.060.
Fitri Handayani yang tampil dengan nomor urut V, tak kalah memukaunya. Peserta berpostur kecil ini, tampil mengenakan jilbab putih, dan paduan blazer hitam, serta jeans hitam, si imut itu tampil lincah dengan lenggak-lenggoknya, membuat hadirin terpukau. Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, itu mendapat aplaus yang meriah. Demikian pula dengan peserta lainnya, mendapat sambutan aplaus, setelah mengakhiri lagu Salam Indonesia Harmoni. Fitri masuk nomine III dengan memperoleh angka 1.000
Aksi Musik Anak Bangsa BNPT Festival, diselenggarakan di tiap provinsi di Indonesia. Pergelaran Asik Bang BNPT Festival, di Kota Ambon, yang ke 22 dari 34 provinsi di Tanah Air. Tujuannya, Memberikan pemahaman kepada berbagai elemen masyarakat, khususnya pegiat musik mengenai pentingnya musik dalam upaya pencegahan terorisme.
Tujuan lainnya, memberikan gambaran secara jelas kepada berbagai elemen masyarakat, khususnya pegiat musik dan anak muda mengenai terorisme di Indonesia, meliputi ancaman, kerawanan, hingga perkembangannya, sebagai bagian dari kewaspadaan bersama dalam pencegahan.
Selain itu, festival ini dimaksudkan memberikan wacana dan pemahaman kepada para generasi muda, mengenai pentingnya kearifan lokal masing-masing, dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta memberikan bekal kepada pemuda, untuk melawan budaya gerakan radikalisme melalui Asik Bang BNPT Festival, yang diunggah ke Youtube.
Artinya, setiap peserta diwajibkan mendaftar melalui Google Form https://bit.ly/asikbangbnpt2022; Peserta wajib menyertakan link video musiknya (audio-visual) yang telah dipublikasikan via Youtube. Setiap peserta juga membawakan dua lagu: satu lagu wajib, dan satu lagu cipta bertema “Damai Kita Harmoni Indonesia”.
Syarat lainnya, peserta membuat satu video rekaman penampilan musik dengan ketentuan: Penampilan peserta direkam dalam format video (audio-visual); Durasi maksimal 10 menit untuk dua lagu; Video rekaman lagu tidak menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), serta tidak melanggar hak cipta; Peserta dibebaskan menggunakan alat musik apapun dalam pembuatan video; serta video yang dikirim untuk lomba, belum pernah atau tidak sedang diikutsertakan dalam lomba lainnya atau kompetisi serupa.
Dari sekian banyak peserta itu, nantinya akan diseleksi tiga peserta terbaik dari setiap provinsi, dan berhak mendapatkan hadiah dan langsung masuk ke tahap penjurian tingkat nasional. Pada tingkat nasional, Dewan Juri akan memilih para pemenang sebagai Peserta Terbaik Penampilan Lagu Salam Indonesia Harmoni; Peserta Terbaik Lomba Cipta Lagu; dan Peserta Terbaik Pilihan Nitizen;
Adalah Risman Anwar Tanjung, yang hadir malam itu, memberikan apresiasi kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia, dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku, yang menggelar Asik Bang BNPT Festival. “Luar biasa! Melalui musik, sosialisasi pencegahan radikalisme dan terorisme, lebih mudah dan cepat dipahami,” katanya setelah tembang Salam Indonesia Harmoni, dilantunkan malam itu.
Boleh jadi, apa yang dikatakan Risman, ada benarnya. Hal senada juga disampaikan Ketua Persatuan Artis Penyanyi dan Pencipta Lagu Republik Indonesia (PAPPRI) Maluku Riko Mataheru. Dalam acara tersebut, Mataheru menegaskan Asik Bang BNPT Festival, memberikan apresiasi kepada para seniman musik di daerah yang dikenal dengan julukan City of Music ini. “Dengan acara ini, seniman musik khususnya di Kota Ambon, bisa lebih berkarya dalam menyuarakan ajakan pencegahan radikalisme dan terorisme,” katanya.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. Drs. H. Akhmad Nurwakhid, dalam player yang dipublish Jatimupdate.id pada 10 September lalu, merasa optimis dengan pagelaran Asik Bang BNPT Festival. Seperti tertulis dalam player itu “BNPT pastikan musik dan seni budaya, bisa tekan potensi radikalisme.”
Player tersebut bukan hanya sekadar isapan jempol. BNPT dinilai berhasil menekan radikalisme dan terorisme melalui festival musik bertajuk Aksi Musik Anak Bangsa. Fakta yang tertera dalam player yang diedarkan Jatimupdate.id, menunjukkan Indeks Potensi Radikalisme, turun dari 38,4% pada tahun 2019 menjadi 12,2% pada tahun 2022.
Untuk itu, BNPT, menargetkan indeks potensi radikalisme, turun hingga 5%. Target itu tak muluk-muluk, jika Asik Bang BNPT Festival tetap berlanjut pada tahun-tahun berikutnya. “Klaim musik dan seni budaya jadi salah satu pendekatan pencegahan radikalisme dan terorisme,” ujar Ketua PAPPRI Maluku Riko Mataheru, usai pagelaran Asik Bang BNPT Festival di Ambon.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai lembaga pemerintah non kementerian yang diamanatkan menangani terorisme, memandang penting aspek pencegahan yang bersifat lunak, dalam upaya mewaspadai berkembang radikalisme dan terorisme yang membajak kepercayaan tertentu di masyarakat, diyakini, mampu melakukan pendekatan lunak dalam rangka meningkatkan daya tangkal masyarakat, khususnya generasi muda pegiat dan pencinta musik, untuk menolak ajakan kekerasan yang diinisiasi kelompok radikal terorisme.
Dengan dasar pertimbangan itulah, BNPT RI melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) se Indonesia, menyelenggarakan Asik Bang BNPT Festival, dalam upaya mewaspadai radikalisme, sebagai bagian dari upaya-upaya pencegahan terorisme, dalam rangka merawat perdamaian, toleransi dan kebhinekaan Indonesia. “Ketika masyarakat ingin berempati, bersosialisasi, Asik Bang BNPT Festival, diharapkan mampu menjadi salah satu bagian solusi, wadah silaturahmi, mempererat kesatuan persatuan dan memberi edukasi positif bagi masyarakat, khususnya pegiat musik,” tutur Kepala SubKoordinator Sarana dan Prasarana Subdit Pemulihan Korban BNPT Anwar Suhartono, SE., saat membuka Asik Bang BNPT Festival di Kota Ambon, akhir Agustus lalu.
Tak tanggung-tanggung, Asik Bang BNPT Festival, dengan target peserta adalah Stakeholders dari kegiatan ini, antara lain komunitas music, mahasiswa, pelajar SMA, SMK, MA dan sederajat, komunitas pemuda di daerah, serta masyarakat umum yang tampil solo, duo, grup, band, atau vocal group, dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) se Indonesia, memperebutkan total hadiah Rp 250 Juta.
Salam Indonesia Harmoni, ciptaan Kepala BNPT RI Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, MH., yang menjadi lagu wajib bagi setiap peserta Asik Bang BNPT Festival di seluruh Indonesia, dimaksudkan untuk menjadikan Indonesia yang harmoni. “Kita harus selalu waspada, karena proses propaganda, bisa membuat masyarakat tiba-tiba terbawa paham-paham yang tidak identik dengan ke-Indonesia-an, dengan jati diri sebagai bangsa Indonesia, dan oleh karenanya memerlukan kewaspadaan bersama,” kata Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar, MH., Seperti dilansir suaradewan.com.
Dengan lagu ini, semua elemen masyarakat diminta sama-sama mewujudkan kesiapsiagaan masyarakat Indonesia, karena kejahatan terorisme yang acap kali dibawa pihak-pihak tertentu, dan bahkan terjadinya proses transnasional ideologi yang tidak identik, asimetrik dengan kepribadian bangsa Indonesia, dapat memberikan dasar yang kuat, bagi pengembangan karakter masyarakat, khususnya generasi muda yang mencintai Tanah Air dan bangsanya.(KJ.00)