Mercy Barends Kerjasama Kemenbud RI Gelar Dialog Semarak Budaya

KABARESIJURNALIS.COM, MALTENG-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Mercy Barends, bekerjasama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud RI), menggelar kegaiatan Dialog Semarak Budaya. Kegiatan dengan tema, “Refleksi kritis budaya pela gandong dan hidup orang basudara di Maluku Tengah.” Berlangsung Jumat, (26/09/25) di ruang pertemuan salah satu hotel di Masohi.
Turut hadir Staf Ahli Bupati Malteng Zahlul Iksan mewakili Bupati Zulkarnain Awat Amir, Ketua DPC PDI Perjuangan Zeth Latukarlutu. Sebagai peserta hadir Raja dan perangkat negeri yang ada di Kecamatan Amahai, tokoh adat dan tokoh masyarakat.
Sementara hadir sebagai narasumber, akademisi dari Universitas Dr. Djar Wattiheluw (Unidjar), Dr. L. Nahuway, dan moderator Hendrik Souselissa. Perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malteng, seharusnya turut hadir sebagai narasumber namun berhalangan.
Dalam sambutannya, Mercy Barends mengatakan bahwa, konflik di Maluku Tengah (Malteng) harus dihentikan dengan implementasi pela gandong yang nyata sebagai nilai kearifan lokal.
“Kabupaten Maluku Tengah merupakan penyumbang konflik terbanyak di antara 11 kabupaten/kota di Provinsi Maluku. Oleh karena itu, pentingnya kesadaran kritis bersama untuk mencegah konflik dan membangun kekuatan bersama,” tegasnya.
Mercy menekankan bahwa tradisi pela gandong harus diimplementasikan dengan nyata dan tidak hanya menjadi kata-kata. Dengab harapan bahwa nilai-nilai pela gandong dapat membawa makna perubahan dan dapat dirasakan dalam hati antar orang saudara.
“Pela gandong bukan sekadar kata-kata atau lip service tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata untuk menghentikan konflik di Maluku Tengah,” harapnya.
Anggota DPR RI yang duduk di komisi X ini, menekankan pentingnya kerja sama dan kesadaran kritis dalam mencegah konflik. Dirinya berharap bahwa masyarakat Maluku Tengah dapat bersama-sama membangun kesadaran kritis dan berbicara lewat nilai pela gandong untuk menciptakan perubahan yang nyata. “Konflik di Maluku Tengah dapat dihentikan dan masyarakat dapat hidup dalam harmoni,” pintanya. (KJ.07)